Pages

Wednesday, 20 November 2013

My Hope





I pray we are different
                For love can unite us
I pray we are far away
                For longing can make you always be  in my mind and my heart

My hope :
I hope i hope nothing
                For you can fulfilled me
I hope i am blind
                For you can guide me
I want to hold you
                For you can feel the warmth of my love
I want to be hurt
                For you know how great my love is
I always want to be with you
                So you know that i only have you, it is only you that i have
My hope..always the best for us
                Especially for you

3 Years for Forever

So...here we are!!!
Happy graduation for my beloved friends...  Sungguh tidak terasa 3 tahun yang kita lewati bersama.

Gaya bang jep sama Pak Yakub (30-10-2013)


Kalo liat foto ini, pasti komen di FB isinya...”selamat yaaa udah lulus” , “akhirnya lulus juga”, ato “cieee..Amd.”

Akhirnya lulus juga.. Akhirnya Amd juga... Ah akhirnya. Bener gak sih ini “akhirnya”?

Jadi teringat kata – kata denai 3 tahun yang lalu. Tepatnya 20 September 2010 (bener gak ya?), hari pertama perkuliahan di Polman di mulai dan tepatnya pukul 08.00. Waktu itu Pak Syahril belum masuk. Dan keheningan menyergap seluruh isi ruangan pojok sempit yang aneh  tapi dingin nya minta ampun, yaitu lab teknik digital. Ibnu deg – degan nunggu pak syahril, Ari (yang waktu itu matanya belom jereng...hehehe) diem doang. Sementara yang lain ngobrol ngalor ngidul ,pelan –pelan, sambil tetap waspada akan kehadiran dosen yang belum tahu gimana bentuknya. Tiba – tiba... ”gak terasa ya tiga tahun lagi lulus”. Krik..krik..krik. 3 detik hening. Pada bingung , suara dari mana yaaa? Suaranya dari sebelah gw deh kayaknya. Selanjutnyaaaaaaaa.... ”hahahahahhahahahahahahahahahhahahahahaha”
Detik ke 10 berikutnya deni yang baru bisa “terlihat” menjadi sasaran empuk cacimakian dan lemparan kursi (ini lebay). Dan yang gak bisa bikin ketawa itu berhenti adalah pas liat mukanya. Bengong, item dengan mulut yang mangap 2 cm, rambut sedikit mirip superman, mata jelalatan, trus pura – pura gak tau, pura – pura gak ada apa – apa. Padahal disebelahnya udah pada ketawa sampe nangis nangis dan ngeces ngeces.

Selalu geli kalo inget kejadian itu. Tapi itu lah yang mencairkan suasana saat itu. Selalu kangen kalo inget kejadian itu. Kadang kalo kuliah itu udah jenuuuuhhhh banget dengan banyaaakkk tugas bangeetttt..pengen rasanya ngulang kejadian itu. Cuma kejadian itu aja. Yang lain gak usah. Hahaha. Dan sekarang ketika lulus. Pengen deh balik lagi ke kejadian itu..semua diulang dari awal juga gak papa deh. Banyak tugas lagi juga gak papa deh. Lembur sampe jam sebelas malem, sampe nginep, sampe gak mandi, juga gak papa deh. Dapet tugas dari om dan dapet nilai D satu kelas lagi juga gak papa deh. Hmm...terus kalo mesti ngedengerin ceramah pak wardoyo 5 jam sekaligus juga gak papa. Hehehehe..
Huaaa...kangennyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa......

3 tahun yang lalu.. ini lah bentuk kita semua. Mukanya pada masih kecil – kecil, imut – imut, masih pada polos (polos gak ya?) dan yang pasti masih pada kurusss!!! Coba deh inget – inget size celana pas masuk polman. Hehehe

Selain bentuk badan yang semakin bertambah, banyak hal lain yang juga bertambah tentunya. Buat saya sendiri, tiga tahun ini merupakan tiga tahun yang amat sangat berharga. Mungkin lebih dari berharga. Tak dapat dilukiskan juga sih sebenernya. Semoga teman – teman juga berpikir demikian. Mungkin definisi kata berharga buat masing – masing dari kita berbeda – beda. Mungkin berharga karena kita saling dipertemukan. Mungkin juga berharga karena bisa lanjut kuliah dan lulus D3. Mungkin juga menemukan teman – teman yang bentuknya unik dan yang gak mungkin ditemukan ditempat lain (a.k.a Denai). Mungkin juga berharga karena bisa berprestasi. Atauu....mungkin juga berharga karena menemukan sesorang yang sangat inspiratif dan penting buat kita J. Bisa juga yang lain, bisa juga semua itu adalah komponen yang berharga buat masing – masing dari kita. Silakan temukan arti kata berharga itu. Atau mungkin ada usul kata lain?

Buat teman – teman yang bingung mencari arti kata berharga, mari kita flash back sebentar.
Ingat kah dulu.. suatu hari kita ngadain forum satu kelas. Masih lengkap waktu itu. Kita kumpul bareng – bareng sebagai keluarga. Waktu itu, kita baru saja menjalani beberapa minggu perkuliahan kita. Banyak yang gak betah kuliah di Polman Astra. Di forum itu, banyak kita ungkapin semuanya. Mulai kekesalan kita selama beberapa minggu itu. Banyak yang memutuskan untuk keluar. Dan kita semua tentunya berusaha untuk mencegah dan terus menyemangati mereka.

Sejak ada forum itu, kita jjadi tau satu sama lain. Apa yang membuat kita ada bersama – sama di sini, di Polman Astra, apa yang menjadi tujuan kita, dan apa yang menjadi cita – cita kita. Waktu itu kita gak tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi benar – benar jelas..masih keinget sampai sekarang, waktu itu, kita saling mendukung, kita nangis bareng, kita gak mau seorang pun tinggal kelas.

Tahun pertama, tahun kedua, kita lalui bareng – bareng. Meski akhirnya kita mesti merelakan dua teman kita untuk mencari jalan hidupnya, Eci dan Mikele. Jalannya mungkin beda. Tapi kita tetap keluarga dan keluarga harus saling dukung, saling bantu. Bangga rasanya jadi bagian dari keluarga MK 2010, walaupun gw merasa gak berkontribusi dan malah sering ngerecokin. Hehehe. Masih harus kita ucapkan syukur bahwa kita masih ber 30. Yang awal mulanya hampir setengah mungkin lebih menyatakan akan keluar dan menyerah, tetap semangat sampai selesai. Saya yakin seyakin yakinnya, itu adalah kekuatan semangat dari masing – masing kita untuk menyemangati yang lain. Walaupun belum tentu kita bisa nyemangatin diri sendiri. Iya gak?

Tahun pertama dan tahun kedua kita didera dengan macam – macam tugas. Buanyaaaaakkkkk buangeeetttt. Mesti begadang, mesti cari bantu – bantuin, mesti survive, mesti nyesuain diri. Tumbang. Iya pasti tumbang. Tapi rasa kekeluargaan yang bikin kita bangkit. Keunikan temen – temen yang bikin kangen, jadi ya mau gak mau mesti survive buat ngeliat tingkah laku mereka lagi. Bayangin aja, masih ada aja yang bisa nonton film di pelajaran mekanika fluida, tidur dipelajarannya Pak Iwan Tutuka (read:cokli), masih ada yang bisa main perjuangan semut disemua pelajaran (read:denis) masih ada juga tuh yang curi – curi pandang ke temen yang ada di barisan bangku sebelah :p.

Tahun pertama, tahun kedua.. konflik. Ya pasti ada konflik. Mulai dari rebutan kristal, rebutan stick PS, rebutan pendapat, rebutan cewek mungkin. Hahaha. Coba inget – inget dah, pasti geli sendiri. Warna tersendiri  buat keluarga ini. Keluarga MK 2010.

Tahun ketiga. Tahun yang paling sulit. Mesti magang. Jauh dari teman – teman. Terpisah dari tempat kita yang nyaman. Dan memasuki dunia yang sebenarnya. Dunia yang penuh persaingan. Bosan. Malas. Capek. Setelah itu tugas akhir. Banyak yang terbuai  dengan santainya situasi kelas, banyak pula yang berusaha untuk segera menyelesaikannya.

Kita semua di tes baik diri kita sebagai pribadi dan manusia sosial. Mulai saat itu kita berjuang sendiri – sendiri dengan kekuatan kita masing – masing. Tapi apakah masih saling peduli, saling memperhatikan, dan apakah masih mempedulikan orang – orang yang peduli sama kita. Masihkah kita keluarga? Masih. Buktinya kita lulus bareng – bareng.

3 tahun itu adalah waktu yang cukup banyak untuk merasakan chemistry. Kita saling mempengaruhi, saling memberi semangat, saling membangun, juga terkadang saling menjatuhkan. Dinamika yang sangat wajar bagi sebuah keluarga. Tapi keluarga kita bukanlah sebuah susunan kartu , jika jatuh satu maka akan jatuh semua. Tetapi keluarga kita adalah roda PDCA. Kalo roda itu hampir jatuh, pasti ada yang menyangganya.

Kita adalah MK 2010. Kita tetap maju, perlahan tapi pasti. Tetap menjalin mimpi -  mimpi, mimpi kita masing – masing, dan mimpi kita bersama. Dunia berubah, demikian juga kita. Kita saling merubah, kita saling membentuk. Dan bentukan itu hasilnya bagus semua

Akhirnyaaa..saat ini kita menatap mimpi kita. Mimpi itu sudah ada di depan mata. Kita harus berpisah. Karena mulai dari sini, jalan kita udah beda – beda. Gak usah sedih. Gak usah nangis. Karena keluarga adalah keluarga. Keluarga adalah “rumah” tempat dimana semuanya pulang, kembali berbagi pengalaman, kesenangan, kesedihan, senyum, dan semuanyalah. Keluarga bukan sebuah tempat tapi ada di hati masing – masing.

Oh iyaa...waktu wisuda gak ada yang nangis kan ya? Yakinlah, bahwa perasaan akan selalu bersama itulah yang bikin kita gak nangis. Ah iyaa...ini bukanlah “akhirnya”. Karena kita baru mulai untuk belajar berjuang sendiri – sendiri. Menuju cita – cita kita masing – masing.


SEMANGAT! J

Monday, 11 November 2013

Jangan Tetapi Biarkan Sajalah

Jangan lah mengajari aku menyanyikan lagu dengan suara indahku
Karena aku pun sudah hafal lagu itu
Tetapi ajarlah aku menyanyikannya dengan perasaan tulus

Janganlah mengajari aku terbang
Karena kupu-kupu pun tak akan bisa terbang jika dibantu keluar dari kempompongnya
Tetapi ajarilah aku untuk terus berusaha

Janganlah mengajari aku untuk becerita
Karena jari ini bercerita lebih banyak daripada mulut
Tetapi ajarilah aku untuk terbuka

Tetapi

Biarlah elang tetap menanpakkan cakarnya
            Biar dia telihat menawan di bawah awan
Dan biarlah kunang – kunang akhirnya mengalahkan nya pada malam hari
Biarlah elang itu menjadi binatang yang terkuat
            Sementara cacing menjadi yang terlemah
            Karena tanpa cacing pun elang tidak bisa bertahan
Biarlah lilin menjadi setitik cahaya dalam hutan
            Karena lebih baik ada cahaya daripada tidak
Biarlah kupu – kupu tetap menjadi kupu – kupu
            Juga biarlah ngengat tetap menjadi ngengat
            Juga tidak usahlah membangingkan keduanya

            Karena ngengat dan kupu – kupu memiliki ke-ada-an mereka masing - masing

Friday, 8 November 2013

Kenapa aku suka di alam?

Alam adalah alam. Alam itu indah. Memang tidak perlu di sanksikan lagi karena alam itu adalah ciptaan Tuhan sama seperti kita manusia adalah ciptaan Tuhan.
Mengapa aku suka di alam? Banyak yang bertanya padaku tentang ini.
Kenapa suka naik gunung?
Ya suka aja..
Kan capek trus sampe dipuncak ngapain?
Ngopi..ketawa – ketawa..liat langit..liat sunrise
Ngopi doang gitu? Liat sunrise yang juga bisa dari atas gedung kenapa mesti di guunung? Liat langit? Bukannya tiap hari juga liat ya? Ngumpul sama temen – temen kan juga bisa di cafe atau kalo mau berbau alam ya di ragunan atau dimanaaa gitu..gak usah capek – capek ke gunung kan?
(hening)

Iya memang. Agak sulit menjelaskan kepada orang yang belum pernah merasakan naik gunung atau hidup di alam. Belum tentu juga orang yang sering naik gunung dapat merasakan esensinya. Makna kesukaan akan alam itu pun akan muncul bila kita sungguh merenunginya.

Alam itu jujur. Dia akan menunjukkan badai bila memang sudah waktunya badai. Dia akan menunjukkan langit yang cerah pada orang – orang yang memang layak mendapatkannya. Dia akan menuntun kita dengan jalan yang berlumpur saat hujan dan jalan yang kering saat cuaca cerah. Dia akan menunjukkan bulan yang bersinar cerah jika langit tidak mendung. Bintang berbinar yang selalu menghiasi setiap perjalanan mendampingi sang bulan. Matahari yang memberikan kehangatan melawan terpaan angin dingin.

Alam itu jujur. Dari alam kita akan tahu kejujuran sang Pencipta – betapa Dia sangat mencintai ciptaan-Nya. Semua kekayaan alam itu menunjukkan cinta sang Pencipta pada manusia. Apa yang tidak diberiikan olehNya?

Dan aku pun bisa jujur. Semua kejujuran alam pada akhirnya akan membawa kita pada sebuah titik ketika kita dapat melihat diri kita secara jujur. Banyak orang berkata : Lingkungan lah yang membentuk kita. Hukum inilah yang selalu terjadi. Baik di alam maupun di perkotaan. Saat dikota, kita terlalu terlarut pada hiruk pikuk kota. Terlalu sibuk pada hal – hal duniawi. Gedung – gedung yang tinggi, jalan – jalan yang beraspal – semua buatan manusia - membuat kita hidup dalam kepalsuan. Hidup dengan topeng. Bahkan saat kita berkaca di cermin, topeng itulah yang kita lihat. Hingga kita takut melihat diri kita sendiri. Diri kita yang asli.
Kejujuran alam terkadang membuat kita sendiri terkejut. Kejujuran alam akan memperlihatkan bagaimana sifat asli kita yang tanpa topeng itu. Dan kita hanya bisa bilang “waaawww, gue kayak gitu ternyata.”

Jujur terhadap diri sendiri yang diperlukan untuk menjadi lebih baik. Sampai berapa kali pun orang melakukan kritik terhadap diri kita, kita tidak akan menjadi lebih baik jika kita tidak mau jujur pada diri sendiri. Kritikan dari orang lain akan menjadi batu yang lenyap ditelan pasir hisap jika kita tidak jujur kepada diri kita sendir bahwa kita memang seperti itu.


Well..lihat dan pandang diri kamu tanpa topeng. J

Thursday, 7 November 2013

Rencana Besar-nya Mas Tsugaeda


Jika orang – orang nanya sama saya tentang hobi, jawaban saya yang paling awal adalah membaca. Itu pasti. Saya memang seorang yang sangat berminat terhadap karya – karya sastra. Sewaktu SMA kegilaan saya mulai meningkat apalagi saya berkenalan dengan roman – roman lama seperti Atheis, Siti Nurbaya, Burung – Burung Manyar. Saya kagum dengan keindahan bahasa yang digunakan. Sementara sejak dulu SMP saya adalah penggemar berat novel karya Agatha Christie, saya juga membaca beberapa karya Sir Arthur Conan Doyle.

Akhir Oktober kemarin saya membeli buku, kebiasaan setiap akhir bulan. Tidak ada buku khusus yang saya ingin beli. Saya mengincar buku karya Ayu Utami atau Dee yang belum sempat saya beli. Ketika masuk ke toko buku, saya langsung menuju rak new arrival. Buku masTsugaeda ini yang saya lihat. Saya pernah baca sebuah review pendeknya, katanya sih novel thriller. Katanya sih bagus buat dibaca. Setelah berkali kali ambil, taruh, ambil, taruh...akhirnya beli juga. Setelah inget ada lomba bentang pustaka. Hehehehe.


Awalnya pesimis ngeliat novel ini. Makanya saya butuh pertimbangan yang agak lama. Apalagi budget buat beli novel di akhir bulan terbatas. Hehehe.. keraguan itu muncul ketika banyak orang yang mengatakan bahwa novel ini adalah novel thriller. Tetapi kenapa sinopsis pada belakang bukunya tidak mencerminkan demikian ya. Jika memang novel thriller, saya ragu apakah akan ada penulis yang bisa mengulasnya dengan sangat menarik dan realistis.

Ketika memulai membaca buku, terlihat sekali penulis ingin membuat pembaca untuk penasaran terhadap isi buku. Pada mulanya, penulis memang berhasil membuat pembaca penasaran. Tapi, agaknya terlalu memaksakan timbulnya rasa penasaran sehingga malah agak bosan ditengah – tengah. (maaf ya mas Tsugaeda :$). Mungkin karena terlalu banyaknya penjelasan mengenai masa lalu Makarim dan Agung (teman lamanya) yang membuat permulaan novel ini terkesan panjang dan datar.
Tapi setelah membaca lebih lanjut,ketika Makarim memulai penyelidikannya di UBI novel ini gak bisa lepas dari mata saya bahkan pas jam kerja sekalipun. Hehehe.

Dalam novel ini, saya tertarik dengan tokoh utama yaitu Makarim. Dalam buku ini, Makarim dimintai oleh salah seorang teman lamanya untuk membantu membongkar kasus penggelapan uang di UBI (Universal Bank of Indonesia) oleh teman lamanya Agung yang kini menjabat sebagai salah seorang direksi di UBI. Makarim memiliki pengetahuan yang luas. Dia dapat menyesuaikan dirinya untuk mendapatkan data – data yang ia butuhkan. Dia juga sangat teliti dalam mengolah data dan memandang sebuah opini. Karakter inilah yang saya sukai dan sangat mengesankan saya sejak awal. Tapi sayangnya karakternya adalah seorang bapak yang sukse dalam bekerja namun gagal dalam rumah tangga. Bukan pemuda tampan dan sukses. Hehehe J

Selanjutnya, diceritakan bahwa Makarim berusaha menggali informasi mengenai Amanda, Rifad, dan Reza- karyawan yang diduga melakukan penggelapan  uang oleh direksi. Ternyata selama menyelidiki kasus itu, Makarim terlibat dalam kasus yang lebih dalam lagi.

Alur cerita membawa pembaca untuk semakin penasaran. Penulis menuliskan cerita tahap demi tahap dan membangun sebuah misteri dalam pikiran pembaca. Karakter yang dimunculkan sangat kuat, terutama untuk 3 tokoh pendukung yaitu Amanda, Rifad, dan Reza. Bisa dibilang Aa Tsugaeda sudah berhasil membawa rasa penasaran sampai dua pertiga novel ini. Penulis sudah “menjebak” pikiran pembaca untuk menebak – nebak siapa pelaku dari penggelapan uang tersebut.

Di beberapa bagian dari novel ini, saya sudah bisa menebak. Misalnya saja, dari awal membaca novel ini, 
kenapa ya saya sudah merasa bahwa Agunglah yang menjadi dalang dalam kasus yang ditangani Makarim tersebut. Apa karena memang udah ditunjukkan dari awal ya? Karena sejak awal Makarim sudah ditunjukkan membenci Agung karena sifat – sifat Agung yang dijelaskan secara eksplisit oleh penulis. Misteri – misteri itu, mungkin bisa dibungkus lebih rapi lagi sehingga tidak dapat ditebak dengan mudah.

Tapi kenapa di inti cerita novel ini, yaitu saat semua misteri terungkap, tokoh utama malah tidak dimunculkan. Penulis malah memilih untuk menceritakan misteri tersebut dengan menggunakan alur flash back. Alur flash back itu memberi kesan bahwa Makarim tidak tahu hal yang sebenarnya terjadi dalam perusahaan tersebut. Pengungkapan misteri yang menjadi inti cerita malah meneggelamkan peran tokoh utama dan memunculkan tokoh utama baru yaitu Amanda, Rifad, dan Reza. Hmmm...ya mungkin alur flash back ini menjadikan Makarim tokoh utama yang vacum. Padahal karakter Makarim harusnya bisa di”explore” lagi dalam pengungkapan misteri itu. Sepertinya akan lebih menarik jika Makarim terus mengungkapkan misterinya hingga dia pun tahu yang sebenarnya. Kayak cerita detektif begitu.
Akhir cerita memang cukup menegangkan bahwa ternyata Amanda memiliki dendam yang kemudian diredakan oleh Rifad. Dan lagi – lagi disini peran Makarim tidak ditonjolka. Mmmmm..tokoh utamanya yang mana ya? Cukup mengejutkan memang akhirnya Amanda dan Rifad menikah. Padahal mereka tidak pernah memiliki kedekatan tertentu. Sementara itu, Makarim kalah pamor lagi dengan pernikahan yang gak terduga itu. Hehehe.

Overall, novel ini bagus banget, walaupun judulnya bisa dibuat lebih attractive lagi. Dan novel ini gak akan kalah sama novelnya Sir Arthur Conan Doyle kalo di improve sedikit. Baru pertama kali saya mendapatkan novel yang berani mengambil latar belakang perbankan. Saya sempat tergelitik dengan singkatan dari nama bank yang dipakai. UBI. Kenapa mesti UBI? Hehehe. Saya sendiri kurang mengerti bahkan sangat awam mengenai perbankan, namun Abang Tsugaeda dapat menjelaskannya dengan amat sangat jelas sekali, sehingga saya tidak kebingungan atau harus buka kamus perbankan dulu. Jadi tambah pengetahuan tentang bank deh.

Intinya, novel ini wajib banget dibaca untuk kamu yang suka novel yang bikin penasaran. Walaupun isinya cukup “berat” –tentang perbankan – tapi mas Tsugaeda menulisnya dengan bahasa yang simple, lugas, gak berbelit – belit. Tetapi ini gak mengurangi keseruan ceritanya.


So, selamat membaca ya guys. J

Wednesday, 6 November 2013

Man Of Honor - William Soeryadjaya

Judul Buku                : Man of Honor
Penerbit                      : PT Gramedia Pustaka Utama
Penulis                        : Teguh Sri Prambudi dan Harmanto Edy Djatmiko
Jumlah Halaman       : 689 halaman
Isi Sinopsis                 :


            Tjia Kian Liong merupakan anak ketiga pasangan dari Tjia Tjoe Bie dan Tan Hei Lan  dari 7 orang bersaudara (Tjia Heng Hwa ,Tjia Kian Tie, Tjia Sioe Hwa, Tjia Tjoey Hwa, dan si bungsu Tjia Kian Joey). Lahir pada tanggal Desember 1922 dan tumbuh besar didaerah Majalengka bersama keluarganya. Pada saat itu ayah Liong, Tjou Bie memiliki bisnis mobil angkutan jurusan Cirebon-Bandung. Saat Liong berumur 12 tahun, ia ditinggal kedua orang tuanya pergi untuk selama-lamanya. Ia kemudian menjadi tulang punggung keluarga karena ia merupakan anak laki-laki tertua di keluarganya. Untuk dapat menghidupi keluarganya, Liong melakukan berbagai cara dengan berbisnis, seperti kertas, kain tenun, minyak kacang, beras, serta gula.
            Melihat Bandung memberi kesempatan yang lebih baik, Liong kemudian pindah ke Bandung. Di Bandung Liong bertemu Lily melalui organisasi Palang Merah Indonesia. Di organisasi ini Liong bertemu dengan Lily seorang wanita yang menjadi pacar adiknya yaiu Kian Tie yang nantinya akan menjadi istri Oom. Setelah mereka menikah, Liong berganti nama menjadi William Soeryadjaya karena adanya kebijakan pemerintah akibat Bandung Lautan Api.
Di Bandung inilah perjalanan bisnisnya yang sebenenarnya dimulai. Liong mulai membangun sebuah perusahaan yang diberi nama PT Sangabuana yang bergerak di impor muai dari kertas, besi, alas beton yang dipasok untuk kebutuhan departemen. Mitranya di perusahaan ini, mengkhianatinya dengan menyebarkan isu bahwa terdapat penyelewengan yang dilakukan oleh William. Mitranya tersebut juga melakukan persekongkolan dengan pihak pemerintah untuk menjebloskan William ke penjara. Karena merasa tidak bersalah, maka William melakukan pembelaan. Namun William pun tetap dijebloskan ke dalam penjara selama 1 bulan lebih satu minggu di LP Banceuy. Dalam penjara ini, William banyak merenung terutama setelah menemukan keberadaan Tuhan. Dia menjadi lebih percaya diri dan tenang dalam menghadapi kehidupan.
Setelah keluar dari penjara, William kembali untuk mencoba mencari peruntungannya dalam dunia bisnis. Kali ini dia dibantu oleh adiknya Kian Tie yang kembali dari Amsterdam setelah mendengar kakaknya yang tertimpa musibah. Mereka berdua memulai kembali bisnisnya dengan mencari perusahaan yang memiliki lisensi untuk melakukan ekspor dan impor. Kemudian setelah mereka mendapatkan perusahaan yang diinginkan, Kian Tie mengusulkan nama “ASTRA” yang berarti bintang yang bersinar. Pada mulanya perusahaan ini ditawari oleh PLN untuk membantu proyeknya dengan mengimpor generator. Namun proyek ini pun menuai kerugian bagi William karena mengalami kesulitan dalam kredit sehingg Astra mengalami kerugian yang cukup besar.
Akibat kerugian ini, Om William sempat terpuruk. Om William pun memulai bisnisnya dari awal lagi. Kondisi seperti itu membuat Om William menemukan bisnis baru yang sangat potensial yaitu truck karena pada saat itu pemerintah sedang menggalakkan pembangunan ekonomi sehingga dibutuhkan alat transportasi yang memadai. Astra pun ditunjuk untuk menjadi pengimpor truk Chevrolet. Truk tersebut diimpor dalam bentuk Semi Knock Down artinya sesampainya di negara importir, truk tersebut harus dirakit lagi sehingga tantangan selanjutnya dari Om William adalah mencari tempat perakitan. Akhirnya, Om William dapat melakukan perakitan di PT. Gaya Motor karena negosiasi yang kuat dan bantuan dari Mr. Kamio dari Jepang, yang merupakan mantan CEO di PT Gaya Motor. Proyek ini membuat Astra menjadi terkenal dikalangan pengusaha Jepang. Astra pun dipercaya untuk mengelola beberapa merk dari Jepang sehingga kesuksesan demi kesuksesan pun bermunculan. Pabrik yang didirikan oleh Astra setelah itu adalah:
TAHUN
PERUSAHAAN
JENIS USAHA
1969
PT Gaya Motor
Assembling plant Toyota
1971
PT Federal Motor
Assembling plant Honda
1971
PT Toyota Astra Motor
Dealer Toyota
1972
PT Djaya Pirusa
Minyak pelumas / Alat kantor
1972
PT United Tractors
Alat berat
1974
PT Multi Astra
Assembling plant
1975
PT Rama Surya Internasional
Alat teknik
1976
PT Astra Motor Sales
Dealer Toyota
1976
PT Astra Graphia
Distributor Fuji-Xerox

            Terlepas dari status sosialnya sebagai pemilik Astra International, Om dikenal sebagai pribadi yang amat sangat dermawan. Beliau tidak dapat melihat seseorang kesusahan atau memelas karena melihat hal itu, beliau teringat akan masa kecilnya yang serba sulit. Om ingin melihat semua orang bahagia. Hal nyata yang sering dilakukannya adalah membagi-bagi uang baik kepada karyawannya sendiri, petugas kebersihan hote tempatnya menginap, pengemis dipinggir jalan, anak – anak dipanti asuhan dan hampir semua orang yang ia jumpai juga kepada tamu – tamu terhormatnya.
Para karyawan selalu merasakan kehangatan pribadi Om William. Beliau sangat memperhatikan karyawannya, mulai dari hal yang kecil misalnya memberi makanan kepada karyawannya yang sedang lembur, makan siang bersama karyawannya, bahkan memberi uang saku kepada karyawan yang pulang malam. Dengan sikap rendah hatinya William mengajarkan pada karyawannya nilai – nilai yang ingin ditanamkannya di Astra. Nilai – nilai yang ingin ia tanamkan selalu diwujudkannya dari sikapnya sehari – hari sehingga karyawan dapat melihatnya secara langsung. Suasana kekerabatan dan kekeluargaan selalu berusaha dijalin oleh Om William baik diacara yang sengaja diadakan seperi POR maupun dikehidupan sehari – hari. Meskipun Astra merupakan perusahaan swasta, Om William aktif menanamkan cinta tanah air kepada karyawannya dengan sering melakukan upacara pada hari – hari besar kenegaraan. Nilai – nilai inilah yang ingin diterapkan oleh Om William di Astra.
Awal tahun 1982, Astra mulai melakukan perumusan terhadap nilai – nilai Astra atas usul Gery Kasih. Menurut Gerry yang baru kembali dari University of Southern California (USC), sosok William harus diganti dengan sesuatu yang lebih eternal yaitu, corporate philosophy. Hal ini dimaksudkan agar saat Om William sudah tiada, nilai – nilai yang ia ajarkan tetap menjadi jiwa dari perusahaan (living values).
Sejak Januari 1982 hingga Desember 1982 dan setelah melewati berbagai pertemuan oleh para petinggi Astra, tepat di hari ulang tahun Oom yang ke-60, corporate philosophy disetujui yang isinya sebagai berikut :
1.      Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara (to be an asset to the nation)
2.      Pelayanan terbaik bagi pelangga(best service to customer)
3.      Saling menghargai dan membina kerjasama (respect for the individual and development of teamwork)
4.      Berusaha mencapai yang terbaik (strive for excellence)
            Kelak, melalui proses-proses selanjutnya,orang mengenal ke-4 falsafah itu sebagai Catur Dharma. Nilai-nilai yang diharapkan akan selalu diaktualisasikan oleh seluruh keluarga besar Astra. Untuk mewujudkannya, selain melalui pembentukan Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) dan Astra Mitra Ventura (AMV), setiap gerak bisnis Astra pun harus mencerminkan dharma tersebut. Dalam memilih binis yang akan diterjuninya, misalnya, Astra tidak boleh masuk ke dalam bisnis yang berpotensi merusak moral masyarakat seperti perjudian, kasino, dan sejenisnya. Astra juga tidak terjun ke bisnis yang berpotensi menggiringnya terlibat dalam konflik politik seperti bisnis media massa.
            Om menginginkan Astra menjadi go public sehingga Astra akan menjadi entitas bisnis yang keberadaannya selalu menjadi concern semua pemangku kepentingan: pemegang saham, karyawan, pelanggan, negara, masyarakat, dan para pejuang lingkungan hidup. “Tapi saya mau kalau Astra go public, mesti yang real, bukan main-main. Yang dimaksud William sebagai real public company bukan semata menjual saham ke publik, tapi perusahaan yang dikelola profesional, transparan, dan melindungi kepentingan pemegang saham, baik mayoritas maupun minoritas. Bukan sekadar go public untuk meraup dana masyarakat belaka. Go public, bagi Astra, adalah masalah yang sangat serius dan krusial.  Intinya, ketika go public, yang dipertaruhkan suatu perusahaan adalah kepercayaan. Dalam bisnis, tidak ada satu modal yang lebih berharga dibanding kepercayaan. Dibutuhkan waktu puluhan tahun untuk membangun kepercayaan, tapi bisa dalam hitungan menit untuk menghancurkannya.
Jakarta, Senin, 25 Februari 1980. Terdapat pertemuan di Hotel Indonesia Sheraton yang dihadiri oleh Pengusaha–pengusaha dari Perusahaan Swasta. Acara ini dihadiri oleh banyak pengusaha hebat dan pengusaha terkaya di Indonesia salah satunya Oom William. Diantara pengusaha hebat itu terdapat Prajogo Pangestu seorang pendatang baru di dunia bisnis. Tak hanya Prajogo tetapi terdapat pula Sofjan Wanandi yang berpendapat mengenai William yang memiliki rasa solidaritas dan jiwa sosial yang sulit ditandingi yaitu mengenai pemberian gratisnya sebidang tanah untuk dibangun Kampus Prasetiya Mulya.
            Tanggal 20 Februari 1992, adalah hari istimewa bagi keluarga besar Astra, di usianya yang ke-35 tahun ini menjadi mulai proses berakhirnya hubungan antara William dengan Astra karena tersangkut masalah Bank Summa. Pasca lepasnya Astra dari tangan Oom William, keadaan perekonomian keluarga berubah secara drastis. Permasalahan yang dihadapi juga belum berakhir karena terdapat dana–dana dan hutang yang belum terlunasi akibat permasalahan Bank Summa. Hal ini membuat William untuk memulai bisnis lagi dari nol karena bisnis Astra yang digelutinya dari nol itu telah sirna. Apalagi Om juga harus menyelesaikan utang – utangnya.
            Menginjak usia yang semakin tak bersahabat ini membuat performa bisnis Oom William semakin berkurang. Namun hal itu tak menyurutkan bisnis barunya dan semangat karyawannya yang semakin mengebu–gebu. Kondisi kesehatan William semakin lama semakin menurun seiring berjalannya waktu ditambah lagi terjatuhnya William saat di Bandara Changi yang membuat William menjadi tak bisa berjalan dan terpaksa harus menggunakan kursi roda. Keadaan ini membuat William menjadi terbatas dalam bekerja dan keinginannya untuk tetap sibuk di bisnisnya semakin berkurang. Namun karyawan William selalu berusaha dan membantu William untuk tetap ada kesibukan dalam keadaannya seperti ini, jika William hanya berdiam diri itu membuat kesehatannya semakin menurun.
            Pada tanggal 21 April 2010 tanda-tanda kehidupan dari William telah tiada, William tutup usia menjelang usia 88 tahun. Banyak rekan bisnis, dan berbagai pihak yang mengenal William sangat merasa kehilangan sesosok orang yang mampu mengimplementasikan visi jauh kedepan dan menyeimbangkan kehidupan sosial dan religius sehingga menjadi teladan dan kebanggaan negeri ini. William pernah kehilangan harta yang luar biasa besarnya. Namun dia tak pernak kehilangan rasa sayangnya. Kepekaan serta empatinya tidak pernah luntur dalam segala cuaca. Itulah yang membuat nya menjadi orang yang dihormati


Membaca buku membuat kita akan merasakan dan melihat sebuah perjalanan hidup orang yang tulus hatinya. merasakan semangat hidupnya, kebaikannya, ketegasannya dalam memimpin, dan kecintaannya terhadap negara. Beliau selalu memajukan bisnisnya demi perkembangan negaranya. Beliau tidak pernah memikirkan keuntungan bisnisnya hanya untuk dirinya sendiri.

Sebagai seorang yang masih muda, saya menjadi tertegun dan berpikir, "Adakah saya sudah berguna bagi bangsa ini?"


Subscribe to our newsletter