Jika orang – orang nanya sama saya tentang
hobi, jawaban saya yang paling awal adalah membaca. Itu pasti. Saya memang
seorang yang sangat berminat terhadap karya – karya sastra. Sewaktu SMA
kegilaan saya mulai meningkat apalagi saya berkenalan dengan roman – roman lama
seperti Atheis, Siti Nurbaya, Burung – Burung Manyar. Saya kagum dengan
keindahan bahasa yang digunakan. Sementara sejak dulu SMP saya adalah penggemar
berat novel karya Agatha Christie, saya juga membaca beberapa karya Sir Arthur Conan Doyle.
Akhir Oktober kemarin saya membeli buku, kebiasaan setiap akhir bulan. Tidak ada buku
khusus yang saya ingin beli. Saya mengincar buku karya Ayu Utami atau Dee yang
belum sempat saya beli. Ketika masuk ke toko buku, saya langsung menuju rak new
arrival. Buku masTsugaeda ini yang saya lihat. Saya pernah baca sebuah review
pendeknya, katanya sih novel thriller. Katanya sih bagus buat dibaca.
Setelah berkali kali ambil, taruh, ambil, taruh...akhirnya beli juga. Setelah
inget ada lomba bentang pustaka. Hehehehe.
Awalnya
pesimis ngeliat novel ini. Makanya saya butuh pertimbangan yang agak lama.
Apalagi budget buat beli novel di akhir bulan terbatas. Hehehe.. keraguan itu
muncul ketika banyak orang yang mengatakan bahwa novel ini adalah novel
thriller. Tetapi kenapa sinopsis pada belakang bukunya tidak mencerminkan
demikian ya. Jika memang novel thriller, saya ragu apakah akan ada penulis yang
bisa mengulasnya dengan sangat menarik dan realistis.
Ketika
memulai membaca buku, terlihat sekali penulis ingin membuat pembaca untuk
penasaran terhadap isi buku. Pada mulanya, penulis memang berhasil membuat
pembaca penasaran. Tapi, agaknya terlalu memaksakan timbulnya rasa penasaran
sehingga malah agak bosan ditengah – tengah. (maaf ya mas Tsugaeda :$). Mungkin
karena terlalu banyaknya penjelasan mengenai masa lalu Makarim dan Agung (teman
lamanya) yang membuat permulaan novel ini terkesan panjang dan datar.
Tapi
setelah membaca lebih lanjut,ketika Makarim memulai penyelidikannya di UBI
novel ini gak bisa lepas dari mata saya bahkan pas jam kerja sekalipun. Hehehe.
Dalam
novel ini, saya tertarik dengan tokoh utama yaitu Makarim. Dalam buku ini,
Makarim dimintai oleh salah seorang teman lamanya untuk membantu membongkar
kasus penggelapan uang di UBI (Universal Bank of Indonesia) oleh teman lamanya
Agung yang kini menjabat sebagai salah seorang direksi di UBI. Makarim memiliki
pengetahuan yang luas. Dia dapat menyesuaikan dirinya untuk mendapatkan data –
data yang ia butuhkan. Dia juga sangat teliti dalam mengolah data dan memandang
sebuah opini. Karakter inilah yang saya sukai dan sangat mengesankan saya sejak
awal. Tapi sayangnya karakternya adalah seorang bapak yang sukse dalam bekerja
namun gagal dalam rumah tangga. Bukan pemuda tampan dan sukses. Hehehe J
Selanjutnya,
diceritakan bahwa Makarim berusaha menggali informasi mengenai Amanda, Rifad,
dan Reza- karyawan yang diduga melakukan penggelapan uang oleh direksi. Ternyata selama
menyelidiki kasus itu, Makarim terlibat dalam kasus yang lebih dalam lagi.
Alur
cerita membawa pembaca untuk semakin penasaran. Penulis menuliskan cerita tahap
demi tahap dan membangun sebuah misteri dalam pikiran pembaca. Karakter yang
dimunculkan sangat kuat, terutama untuk 3 tokoh pendukung yaitu Amanda, Rifad,
dan Reza. Bisa dibilang Aa Tsugaeda sudah berhasil membawa rasa penasaran
sampai dua pertiga novel ini. Penulis sudah “menjebak” pikiran pembaca untuk
menebak – nebak siapa pelaku dari penggelapan uang tersebut.
Di
beberapa bagian dari novel ini, saya sudah bisa menebak. Misalnya saja, dari
awal membaca novel ini,
kenapa ya saya sudah merasa bahwa Agunglah yang menjadi
dalang dalam kasus yang ditangani Makarim tersebut. Apa karena memang udah
ditunjukkan dari awal ya? Karena sejak awal Makarim sudah ditunjukkan membenci
Agung karena sifat – sifat Agung yang dijelaskan secara eksplisit oleh penulis.
Misteri – misteri itu, mungkin bisa dibungkus lebih rapi lagi sehingga tidak
dapat ditebak dengan mudah.
Tapi
kenapa di inti cerita novel ini, yaitu saat semua misteri terungkap, tokoh
utama malah tidak dimunculkan. Penulis malah memilih untuk menceritakan misteri
tersebut dengan menggunakan alur flash back. Alur flash back itu memberi kesan
bahwa Makarim tidak tahu hal yang sebenarnya terjadi dalam perusahaan tersebut.
Pengungkapan misteri yang menjadi inti cerita malah meneggelamkan peran tokoh
utama dan memunculkan tokoh utama baru yaitu Amanda, Rifad, dan Reza. Hmmm...ya
mungkin alur flash back ini menjadikan Makarim tokoh utama yang vacum. Padahal
karakter Makarim harusnya bisa di”explore” lagi dalam pengungkapan misteri itu.
Sepertinya akan lebih menarik jika Makarim terus mengungkapkan misterinya
hingga dia pun tahu yang sebenarnya. Kayak cerita detektif begitu.
Akhir
cerita memang cukup menegangkan bahwa ternyata Amanda memiliki dendam yang
kemudian diredakan oleh Rifad. Dan lagi – lagi disini peran Makarim tidak
ditonjolka. Mmmmm..tokoh utamanya yang mana ya? Cukup mengejutkan memang akhirnya
Amanda dan Rifad menikah. Padahal mereka tidak pernah memiliki kedekatan
tertentu. Sementara itu, Makarim kalah pamor lagi dengan pernikahan yang gak
terduga itu. Hehehe.
Overall,
novel ini bagus banget, walaupun judulnya bisa dibuat lebih attractive lagi. Dan
novel ini gak akan kalah sama novelnya Sir Arthur Conan Doyle kalo di improve
sedikit. Baru pertama kali saya mendapatkan novel yang berani mengambil latar
belakang perbankan. Saya sempat tergelitik dengan singkatan dari nama bank yang
dipakai. UBI. Kenapa mesti UBI? Hehehe. Saya sendiri kurang mengerti bahkan sangat
awam mengenai perbankan, namun Abang Tsugaeda dapat menjelaskannya dengan amat
sangat jelas sekali, sehingga saya tidak kebingungan atau harus buka kamus
perbankan dulu. Jadi tambah pengetahuan tentang bank deh.
Intinya,
novel ini wajib banget dibaca untuk kamu yang suka novel yang bikin penasaran. Walaupun
isinya cukup “berat” –tentang perbankan – tapi mas Tsugaeda menulisnya dengan
bahasa yang simple, lugas, gak berbelit – belit. Tetapi ini gak mengurangi
keseruan ceritanya.
So,
selamat membaca ya guys. J

No comments:
Post a Comment