Blog
ini berjudul papilion eyes. Nama ini berasal dari nama family kupu-kupu yaitu
papilionidae. Jenis kupu – kupu ini paling banyak ditemui daerah tropis dan
family ini merupakan salah satu family terbesar, mencakup hingga 550 spesies.
Bagiku
sendiri, kupu – kupu merupakan hal yang menarik. Ciptaan
Tuhan yang satu ini mampu membalikan ribuan film yang ada di otakku dan memutar
kembali film masa SMA hehehe
Aku
mulai sangat menyukai kupu – kupu ketika SMA. Saat itu, aku memiliki seorang
teman-cowok- yang sangat mencintai binatang. Dia itu multitalented, main gitar,
main piano, menyanyi, menjadi seorang conductor orkestra, membuat lagu,menggambar,
dan lain sebagainya yang sangat sulit disebutkan. Namun ada satu hal
kekurangannya yaitu dalam belajar. Dia tampaknya tidak berminat untuk belajar.
Suatu hari kami bertemu diruang musik ketika dia sedang memainkan pianonya
dengan sangat piawai. Sejak hari itu, dia sering memintaku untnuk belajar
bersama lantran prestasi akademik ku yang katanya cukup bagus. Kebersamaan itu
membuatku tahu bahwa dia sangat suka pelajaran biologi dan sebenarnya dia
sangat pintar, hanya saja dia tidak tertarik untuk belajar. Dia sering
mengajakku jalan-jalan ke kebun binatang jika bosan pada kehidupan sekolah.
Suatu hari dia memberiku sebuah gambar kupu – kupu. Ternyata kupu – kupu adalah
serangga kesukaannya. Akhirnya dia pindah sekolah ke Bandung
ketika menginjak kelas 3 SMA.
Ah..sudah
lama sekali ternyata. Namun kenangan itu sangat membekas dan tidak terlupakan.
Mengapa dia dapat menyukai kupu –kupu.
Setelah
berpisah dengan temanku itu aku mulai berpikir. Tentang kupu – kupu.
Kupu
– kupu itu indah.
Menurut ilmu biologi, kupu – kupu memiliki
siklus tertentu yang dinamakan metamorfosis.
Kupu – kupu menjadi sebuah contoh sebuah perubahan.
Dari
kecantikan kupu – kupu tersebut, tentu tidak ada yang mengira bahwa dulunya si
kupu – kupu adalah seekor ulat.
Ulat
yang hidup sebagai hama, dimusuhi manusia dan binatang dan bahkan menjadi momok
bagi para petani. Menjadi sumber masalah dari semua komponen. Bahkan anak anak
kecil sudah ddidoktrin untuk menjauh si ulat. Tetapi si kupu selalu mau
berubah. Dia menjadikan cercaan yang selalu diterima untuk menjadi sebuah
dorongan untuk berubah. Ulat itu pun
mengurung dirinya. Mungkin mengevaluasi sikapnya selama ini, mungkin mencoba
mencerna semua perkataan dari orang – orang yang telah mengkritiknya.
Setelah
berhari - hari, ia mengurung dirinya dalam sebuah ruangan sempit. Ia pun
menyadari semuanya. Kesendirian itu..sungguh menyenangkan.
Dan
dalam hari – hari yang ia nantikan tersebut, akhirnya ia pun memunculkan
dirinya. Penuh perjuangan. Ketika keluar dari kepompong, kupu – kupu tidak
boleh dibantu oleh siapa pun karena jika ada yang membantunya,, dia tidak akan
berhasil menjadi seekor kupu – kupu. Maka perjuangannya itu pun harus ia
lakukan sendirian. Mungkin jika menjadi kupu – kupu, maka kita akan merasakan
betapa ragunya dia ketika keluat dari kepompong itu. Apakah ia akan diterima atau malah ditolak lagi oleh lingkungannya.
Tidak ada yang tahu. Bahkan dia pun tidak. Tapi keragu – raguan itu tidak
membuatnya menyerah untuk menjadi sesuatu yang baru.
Pada akhirnya, tidak ada perjuangan yang sia – sia jika
kita lakukan dengan sepenuh hati dan penuh syukur. Kupu – kupu pun dapat
memberikan kesegaran baru dengan sayap indahnya dan menjadi bermanfaat bagi
bunga – bunga indah yang bermekaran.
Ah..semoga suatu hari nanti bias seperti kupu – kupu itu
No comments:
Post a Comment