Pages

Sunday, 29 December 2013

Filosofi Kupu - Kupu

Blog ini berjudul papilion eyes. Nama ini berasal dari nama family kupu-kupu yaitu papilionidae. Jenis kupu – kupu ini paling banyak ditemui daerah tropis dan family ini merupakan salah satu family terbesar, mencakup hingga 550 spesies.

Bagiku sendiri, kupu – kupu merupakan hal yang menarik. Ciptaan Tuhan yang satu ini mampu membalikan ribuan film yang ada di otakku dan memutar kembali film masa SMA hehehe

Aku mulai sangat menyukai kupu – kupu ketika SMA. Saat itu, aku memiliki seorang teman-cowok- yang sangat mencintai binatang. Dia itu multitalented, main gitar, main piano, menyanyi, menjadi seorang conductor orkestra, membuat lagu,menggambar, dan lain sebagainya yang sangat sulit disebutkan. Namun ada satu hal kekurangannya yaitu dalam belajar. Dia tampaknya tidak berminat untuk belajar. Suatu hari kami bertemu diruang musik ketika dia sedang memainkan pianonya dengan sangat piawai. Sejak hari itu, dia sering memintaku untnuk belajar bersama lantran prestasi akademik ku yang katanya cukup bagus. Kebersamaan itu membuatku tahu bahwa dia sangat suka pelajaran biologi dan sebenarnya dia sangat pintar, hanya saja dia tidak tertarik untuk belajar. Dia sering mengajakku jalan-jalan ke kebun binatang jika bosan pada kehidupan sekolah. Suatu hari dia memberiku sebuah gambar kupu – kupu. Ternyata kupu – kupu adalah serangga kesukaannya. Akhirnya dia pindah sekolah ke Bandung ketika menginjak kelas 3 SMA.

Ah..sudah lama sekali ternyata. Namun kenangan itu sangat membekas dan tidak terlupakan. Mengapa dia dapat menyukai kupu –kupu.

Setelah berpisah dengan temanku itu aku mulai berpikir. Tentang kupu – kupu.

Kupu – kupu itu indah.
 Menurut ilmu biologi, kupu – kupu memiliki siklus tertentu yang dinamakan metamorfosis.
Kupu – kupu menjadi sebuah contoh sebuah perubahan.
Dari kecantikan kupu – kupu tersebut, tentu tidak ada yang mengira bahwa dulunya si kupu – kupu adalah seekor ulat.
Ulat yang hidup sebagai hama, dimusuhi manusia dan binatang dan bahkan menjadi momok bagi para petani. Menjadi sumber masalah dari semua komponen. Bahkan anak anak kecil sudah ddidoktrin untuk menjauh si ulat. Tetapi si kupu selalu mau berubah. Dia menjadikan cercaan yang selalu diterima untuk menjadi sebuah dorongan untuk berubah.  Ulat itu pun mengurung dirinya. Mungkin mengevaluasi sikapnya selama ini, mungkin mencoba mencerna semua perkataan dari orang – orang yang telah mengkritiknya.
Setelah berhari - hari, ia mengurung dirinya dalam sebuah ruangan sempit. Ia pun menyadari semuanya. Kesendirian itu..sungguh menyenangkan.

Dan dalam hari – hari yang ia nantikan tersebut, akhirnya ia pun memunculkan dirinya. Penuh perjuangan. Ketika keluar dari kepompong, kupu – kupu tidak boleh dibantu oleh siapa pun karena jika ada yang membantunya,, dia tidak akan berhasil menjadi seekor kupu – kupu. Maka perjuangannya itu pun harus ia lakukan sendirian. Mungkin jika menjadi kupu – kupu, maka kita akan merasakan betapa ragunya dia ketika keluat dari kepompong itu. Apakah ia akan diterima atau malah ditolak lagi oleh lingkungannya. Tidak ada yang tahu. Bahkan dia pun tidak. Tapi keragu – raguan itu tidak membuatnya menyerah untuk menjadi sesuatu yang baru.

Pada akhirnya, tidak ada perjuangan yang sia – sia jika kita lakukan dengan sepenuh hati dan penuh syukur. Kupu – kupu pun dapat memberikan kesegaran baru dengan sayap indahnya dan menjadi bermanfaat bagi bunga – bunga indah yang bermekaran.


Ah..semoga suatu hari nanti bias seperti kupu – kupu itu

No comments:

Post a Comment

Subscribe to our newsletter