Masih teringat dengan jelas semuanya.
Saat itu aku menggambar sebuah karikatur. Itu tugas dari guru gambar. (Dulu aku suka
menggambar. Sangat.) Ketika beliau melihat karikatur ku, beliau berkata “kamu
mau ke Jepang?” dengan bersemangat aku berkata “ Iya pak. Saya mau belajar di
Jepang suatu hari nanti.” Beliau pun memberi tahu ibuku – yang saat itu menjadi
guru SD di sekolah yang sama. Beliau memberitahu sambil terkekeh-mungkin dia
kagum akan mimpiku dan dimatanya ada sebuah kepercayaan bahwa suatu hari nanti
aku dapat mencapainya. (sepertinya masih
kusimpan karikaturnya hehehe)
Hari ini, aku kembali teringat. Setiap
saat aku mulai melenceng dan mulai lelah akan cita – cita yang aku impikan itu,
selalu saja ada kejadian yang mengingatkan betapa aku mempunyai sebuah mimpi.
Lucu rasanya jika aku mengingat kenapa
ingin pergi ke Jepang. Waktu SMP, bukan sejak kecil aku ingin sekali menjadi
astronauts. Banyak yang menertawakan karena mereka anggap itu sangat lucu. Kemudian
aku memutuskan untuk mencari beasiswa ke Jepang karena menurut asumsiku dulu,
Jepang adalah negara yang sangat maju. Lagipula menurut peta, Jepang sangat
dekat dengan Amerika. Jadi, setelah aku sekolah di Jepang, bisa saja aku
mendapat kesempatan untuk bekerja di NASA. Hehehehe…asumsi
seorang anak SMP J
Meskipun itu lucu, cita – cita itu masih
hidup hingga kini. Sudah tertanam dalam sekali hingga kelubuk hati dan pikiran
ku. Walaupun kadang impian itu layu. Aku merasa semua orang disekitarku selalu
mengingatkanku dan mendorong aku untuk terus mencapainya. Aku bersyukur aku
masih memiliki cita – cita.
Semalam tadi teman ku bertanya: kenapa
seseorang yang sudah bekerja masih membutuhkan sekolah? Aku berkata: kalau aku
memang ingin melanjutkan sekolah ke S2. Kalau yang lain mungkin demi karir..
dia bertanya lagi: memangnya untuk apa sekolah hingga S2. Aku berkata: Gak tau.
Itu cita-cita dari SMP. Mungkin juga karena aku senang belajar. Dia bilang:
keren..aku bahkan sudah lupa cita cita ku apa.
Kadang cita cita itu layu. Mungkin
karena lupa untuk disirami. Misalnya waktu lulus polman kemarin. Kebingungan
pun melanda apakah aku mesti lanjut kuliah lagi atau tidak. Banyak yang bilang
kalau cewek yang pendidikannya terlalu tinggi akan sangat sulit untuk
mendapatkan suami. Ya bisa jadi seperti itu. Itu pula yang membuat aku ragu.
Namun saat itu dosenku berkata: kalo kamu belum punya rencana nikah, belum
punya pacar, ya lanjut aja. Mumpung masih muda.
Kemudian sebuah pikiran pun meresap ke dalam
hatiku. Benar juga. Apa yang aku tunggu. Tak ada bukan? Aku pun gak mau menaruh
harapan pada seseorang. Jika memang jalan yang diharapkan Tuhan padaku seperti
ini, maka aku akan menjalaninya. Bila memang suatu saat nanti Tuhan ingin
memakaiku. Aku akan pasrah.
Wish me luck... J
I will work harder
No comments:
Post a Comment