Pages

Sunday, 29 December 2013

I M P I A N

Masih teringat dengan jelas semuanya. Saat itu aku menggambar sebuah karikatur. Itu tugas dari guru gambar. (Dulu aku suka menggambar. Sangat.) Ketika beliau melihat karikatur ku, beliau berkata “kamu mau ke Jepang?” dengan bersemangat aku berkata “ Iya pak. Saya mau belajar di Jepang suatu hari nanti.” Beliau pun memberi tahu ibuku – yang saat itu menjadi guru SD di sekolah yang sama. Beliau memberitahu sambil terkekeh-mungkin dia kagum akan mimpiku dan dimatanya ada sebuah kepercayaan bahwa suatu hari nanti aku dapat mencapainya. (sepertinya masih kusimpan karikaturnya hehehe)

Hari ini, aku kembali teringat. Setiap saat aku mulai melenceng dan mulai lelah akan cita – cita yang aku impikan itu, selalu saja ada kejadian yang mengingatkan betapa aku mempunyai sebuah mimpi.
Lucu rasanya jika aku mengingat kenapa ingin pergi ke Jepang. Waktu SMP, bukan sejak kecil aku ingin sekali menjadi astronauts. Banyak yang menertawakan karena mereka anggap itu sangat lucu. Kemudian aku memutuskan untuk mencari beasiswa ke Jepang karena menurut asumsiku dulu, Jepang adalah negara yang sangat maju. Lagipula menurut peta, Jepang sangat dekat dengan Amerika. Jadi, setelah aku sekolah di Jepang, bisa saja aku mendapat kesempatan untuk bekerja di NASA. Hehehehe…asumsi seorang anak SMP J

Meskipun itu lucu, cita – cita itu masih hidup hingga kini. Sudah tertanam dalam sekali hingga kelubuk hati dan pikiran ku. Walaupun kadang impian itu layu. Aku merasa semua orang disekitarku selalu mengingatkanku dan mendorong aku untuk terus mencapainya. Aku bersyukur aku masih memiliki cita – cita.

Semalam tadi teman ku bertanya: kenapa seseorang yang sudah bekerja masih membutuhkan sekolah? Aku berkata: kalau aku memang ingin melanjutkan sekolah ke S2. Kalau yang lain mungkin demi karir.. dia bertanya lagi: memangnya untuk apa sekolah hingga S2. Aku berkata: Gak tau. Itu cita-cita dari SMP. Mungkin juga karena aku senang belajar. Dia bilang: keren..aku bahkan sudah lupa cita cita ku apa.
Kadang cita cita itu layu. Mungkin karena lupa untuk disirami. Misalnya waktu lulus polman kemarin. Kebingungan pun melanda apakah aku mesti lanjut kuliah lagi atau tidak. Banyak yang bilang kalau cewek yang pendidikannya terlalu tinggi akan sangat sulit untuk mendapatkan suami. Ya bisa jadi seperti itu. Itu pula yang membuat aku ragu. Namun saat itu dosenku berkata: kalo kamu belum punya rencana nikah, belum punya pacar, ya lanjut aja. Mumpung masih muda.

Kemudian sebuah pikiran pun meresap ke dalam hatiku. Benar juga. Apa yang aku tunggu. Tak ada bukan? Aku pun gak mau menaruh harapan pada seseorang. Jika memang jalan yang diharapkan Tuhan padaku seperti ini, maka aku akan menjalaninya. Bila memang suatu saat nanti Tuhan ingin memakaiku. Aku akan pasrah.

Wish me luck... J

I will work harder

No comments:

Post a Comment

Subscribe to our newsletter