Pages

Friday, 31 October 2014

Tes kerja di Schlumberger



Saat itu, akhir juli 2014, setelah libur lebaran, seperti biasa teman – teman di group mekatronika membicarakan mengenai banyak hal. Liburan, makanan lebaran, atau sekedar basa – basi saja. Seorang teman memposting lamaran kerja di Schlumberger. Aku ingin mencobanya. Tetapi ingat target untuk kuliah S1, kembali kuurungkan niat.
Beberapa hari kemudian, teman kerja ku , sebut saja D, mengajakku ikut tes itu. Nothing to lose katanya. :p

Gak ada salahnya mencoba. Benar sekali. Tidak ada salahnya mencoba. Hanya coba, toh aku bisa tahu sejauh mana kemampuan bahasa inggrisku.

Hari yang ditentukan tiba dan aku berangkat dari rumah pukul 5 pagi dengan menggunakan stel putih hitam standart. Motorku ku pacu dengan kencang dijalan yang lengang menuju Hotel Grand Cikarang. Nyasar sedikit. :p. Ah aku ingat, sebelum berangkat aku berkata pada ibuku bahwa hari ini aku akan mencoba test kerja, hanya coba – coba saja. Kemudian ibuku menjawab dengan santainya, kenapa mesti coba – coba, diseriusi saja.

Hari coba – coba pun dimulai. Hari itu perutku sangat sakit, mungkin karena masuk angin. Aku hanya pasrah. 

Semua test schlumberger menggunakan bahasa inggris. Bahasa Indonesia is not allowed. Interview pertama, aku bertemu dengan seorang ibu yang sangat cantik. Seperti artis Jepang lah. Pronunciation sangat bagus. Dia bertanya sekilas mengenai CV dan kebutuhan yang sedang dicari oleh schlumberger dan memastikan bahwa aku memang berminat dibidang yang dimaksud.  Setelah itu, interviewer memberikan sebuah gambar….singer. perintahnya adalah untuk mendeskripsikan gambar tersebut.

Aku PD sekali akan lulus. Ternyata memang lulus tahap pertama ini. Selanjutnya adalah tes tertulis. Berisi soal – soal dasar mengenai fisika, matematika, namun satuan yang digunakan bukan satuan internasional melainkan satuan yang sering dipakai oleh orang Amerika misalnya barrel, gallon, feet dan lainnya. Di test ini ada dua buah soal menggambar sebagai tambahan. Namun aku tidak mengerjakan soal itu. Aku putus asa. Tampaknya tidak lolos. Tapi ternyata lolos juga. Aku setengah bersyukur setengah kaget. Entahlah. Aku hanya pasrah.

Kemudian group discuss. Orang orang yang lolos dibagi dalam group. Kemudian, interviewer member sebuah soal. Waktu itu soal yang diberikan adalah membangun sebuah rig, dimana dari tanah hingga ke base rig tingginya 60cm sementara total tinggi rig harus lebih dari 100 cm. Pada base rig tersebut akan diletakkan 6 buah baterai ukuran besar. Jika tinggi rig sudah memenuhi akan dilakukan uji kekuatan rig, sementara jika tinggi rig tidak memenuhi, maka tidak akan dilakukan uji kekuatan rig. Dalam group discuss ini yang paling penting adalah keaktifan dalam memberi ide dan pendapat, selanjutnya kemampuan menjelaskan saat presentasi dan kemammpuan menjawab pertanyaan para penguji. Dan yang paling penting adalah pembagian kerja kelompok harus jelas dan rata.

Cukup nerveous ketika menunggu pengumuman group discuss karena keumngkinan hanya sedikit yang terpilih. Aku akhirnya lolos dan dapat mlanjutkan ke tahap interview HRD.

Interview HRD dilakukan berselang 1 hari setelah I day process itu, tempatnya di Wisma Mulia lantai 42. Sebelum interview HR yang berminat masuk maintenance electrical mengikuti tes lagi, yaitu test dasar electronic dengan soal pilihan ganda yang harus dijawab secara essay. Setelah itu, barulah bertemu dengan HR nya. Interview HR meliputi CV yang dibuat dan tanya jawab masalah teknik terutama soal yang dikerjakan tersebut. Kurang lebih durasinya 1 jam. Saat interview HR sebaiknya kita mengungkapkan keinginan kita yang sebenarnya misalnya ingin kerja dibagaian apa, ditempatkan dimana dll. Karena yang saya tangkap dari HR nya, mereka meninginkan pegawai baru ditempatkan sesuai keinginannya sehingga saat bekerja mereka menjadi lebih semangat, lebih bertanggung jawab dll. Tetapi jika kita minta untuk di tempatkan di Jakarta saja, tentu peluangnya akan semakin sedikit ketimbang kita bilang bahwa kita bersedia ditempatkan dimana saja. Yaaa..itu sih pilihan.

Berselang sebulan setelah interview HR, aku kembali dipanggil untuk mengikuti interview user. Memang recruitment untuk perusahaan ini agak lama, sehingga jangan kaget ketika pemanggilan lama dan lainnya. Interview user dilakukan di kantor usernya. Saat itu aku mendapat user wireline. Ada dua sesi interview user. User yang pertama lebih menanyakan hal – hal teknis seperti wiring diagram, judul TA, kemudian cara menggunakan AVO meter, logic gate, dan lainnya. Dengan bahasa inggris tentunya karena usernya orang Thailand. User yang kedua lebih berfokus pada masalah pribadi kita. Apa kita sukai, kemudian apa yang mau dicapai 5 tahun kedepan, dll. Untuk user yang kedua ini, sebaiknya semua pertanyaan dijawab dengan jujur. Karena user ini akan menentukan penempatan kita. Misalnya apakah kita lebih baik menjadi seorang leader atau seorang spesialis, dan lainnya.

Jika lolos test user maka akan langsung test kesehatan. Namun kabar dari interview user pun lama. Bahkan ada yang sampai 7 bulan. Maka dari itu, sebaiknya kita melakukan follow kepada HR yang kita kenal. Yang penting berusaha dan berdoa. Amiiiinnnnnnnnnnn…..
Selamat berjuang J

-J-

Wednesday, 29 October 2014

Dream And Reality



“Saat kelas 3 SMA dimulai, tahun terakhir dari pendidikan formal, semua orang dewasa menanyakan apa yang menjadi mimpimu. Dan aku menjawab: tidak tahu”

Kira – kira begitulah, prolog dari sebuah anime yang saat ini sedang aku tonton. Bakuman judulnya. Ditulis oleh Tsugumi Ohba dan ilustrasi dibuat oleh Takeshi Obata.
Cerita ya sedikit soal Bakuman.
Bakuman adalah anime yang menceritakan tentang mashiro moritaka. Seorang siswa biasa, yang dulu waktu kecil memiliki cita – cita untuk menjadi mangaka karena pamannya adalah seorang mangaka juga. Dia selalu menemani pamannya membuat manga, ikut membuat manga dan berlatih menggambar dengan semangat yang membara. Namun tiga tahun yang lalu pamannya meninggal. Sebab dari kematian pamannya tidak pernah diberitahukan kepadanya. Namun Ia mengambil kesimpulan bahwa pamannya bunuh diri karena manga karyanya tidak laku di pasaran. Sejak itu, Moritaka pun lebih memilih menjadi siswa biasa dan menempuh pendidikan lanjutan seperti biasa kemudian menjadi karyawan biasa.

Namun, suatu hari, Takagi Akito, teman sekelas dari Moritaka sekaligus siswa dengan nilai terbaik, menyadari bakat menggambar Mashiro. Takagi mengajak Moritaka untuk menjadi seorang mangaka sementara dia sendiri bertekat untuk menjadi seorang penulis. Namun Moritaka sempat menolak karena trauma akan kejadian pamannya. Takagi pun mengetahui kelemahan Moritaka, yaitu bahwa ia menyukai Azuki, seorang cewek cantik dikelasnya dan tampaknya Azuki pun menyukai Moritaka. Di lain sisi, Azuki bercita – cita menjadi seorang seiyuu, pengisi suara dalam anime. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Takagi.

Mereka memutuskan untuk mendatangi rumah Azuki. Di depan Azuki, Moritaka berjanji akan menjadi seorang mangaka yang terkenal diseluruh penjuru dunia. Azuki mengajukan satu syarat bahwa sebelum Azuki menjadi seiyuu terkenal dan Moritaka menjadi mangaka yang terkenal, mereka tidak akan berbicara satu sama lain. Akhirnya, Moritaka bertekat untuk menjadi mangaka terkenal dan perjalanannya pun dimulai dari sini.

Prolog anime ini bikin sedikit terenyuh. Moritka menyadari passion sejak masih SMA. Sementara aku saat ini..aku pun belum meyadari kemana harus melangkah selanjutnya.
Yang jelas, menjadi seorang pekerja bukanlah tujuan hidupku. Apapun yang aku lakukan aku ingin bebas.
Saat – saat berada di gunung merupakan saat yang paling menyenangkan. Tujuan ada didepan mata, yaitu puncak. Namun seberapa lama kita mencapai tujuan itu, semua tergantung diri sendiri, tergantung kemampuan, tergantung tekat dan niat. Waktu adalah milikku. Aku bisa memanfaatkannya dengan baik atau membuangnya dengan sia – sia. Tidak terpengaruh oleh target – target orang.


Dan nasehat dari om walt Disney diataslah yang membuat aku semakin sadar.

Pernah suatu kali, aku berkata kepada ibu dan bapakku bahwa aku ingin berjualan saja. Mereka menanggapi, bahwa membuka usaha tanpa ada cadangan pekerjaan adalah sesuatu yang gegabah. Hah? Bagaimana jika aku berkata bahwa sebenarnya aku tertarik menjadi seorang novelis?
Ya ada benarnya tanggapan kedua orang tuaku itu. Tapi..kalau tidak focus pun maka hasilnya tidak akan maksimal bukan?
Melihat teman – temanku satu angkatan, beberapa dari mereka mengambil jalan yang berbeda. Menurutku mereka orang – orang yang hebat saat kuliah dulu. Selain cerdas juga berani. Ada membuka usaha ayam bakar, menjadi motivator. Tentu sama seperti aku, pasti kedua orang tua mereka menanyakan mengapa tidak menjadi perkerja saja, mendapat gaji setiap bulan, hidup berkecukupan dan mengejar karir. Namun jawaban mereka pasti tanpa menjadi seorang pekerja pun, saya bisa memiliki uang yang lebih besar. Mereka sudah menemukan passion mereka.
Ingat: Passion is not what are you good at but what are you enjoy the most

Memang, sudah cukup untuk selalu ragu. Sekarang saatnya menjalani apa yang aku yakini.

RUN RUN RUN



So, I walked around the street.
I felt lonely somehow. But I can’t hmm.. I mean I don’t want to express it.
I run away from everything that can hurt me.

Let the loneliness make me realize about this world. Let the loneliness makes me feel alive. And it also makes me realize, who I am born to be.

Still in the same street..
I saw the light.
So far
Too far to reach I think.
Why..every step that I take makes the light further
While around me, absolutely dark
The darkness that can evaporate the light.
I am afraid. I can’t come back anymore. It’s too late.
The darkness comes all around me
I can’t come back
I even don’t believe my step.
Is it right?
Ah I can’t see which step I took
I am afraid

But what happen with that light?
I feel like
Is it waiting for me?

Yeah I hope it is waiting there..

Ke-Takut-an



Aku menyadarinya.
Terkadang, ketakutan adalah komponen utama dalam menjalani hari – hari ini.
Ketakutan mempengaruhi semua keputusan, semua tindakan yang diambil. Kebanyakan hasil dari keputusan yang memeprtimbangan ketakuta n – ketakuan hasilnya tidak memuaskan.

Apa itu ketakutan. Aku memandan ketakuan sebagai sebuah kaca bening yang membatasi kekuatan – kekuatan yang terpendam. Dari dalam kaca bening itu, aku bisa melihat ke depan, melihat semua orang disekitarku, melihat semua kondisi disekitarku pula. Kaca itu mudah dipecahkan, tapi sayangnya terkadang diriku sendiri tidak menyadari bahwa kaca itu tidak bisa dipecahkan. Ah malah mungkin kita sendiri tidak menyadari adanya kaca itu karena terlalu bening.

Ketakutan akan masa depan
Ketakutan akan hasil yang akan diraih
Ketakutan untuk melakukan maneuver berbahaya
Ketakutan untuk meninggalkan kenyamanan yang telah didapat
Ketakutan untuk memulai
Ketakutan untuk mencintai
Banyak..

Banyak ketakutan yang menghantui setiap jalan kita.

Suatu hari aku pergi berjalan – jalan ke sungai. Green canyon namanya. Ada sebuah tebing tinggi disana, kurang lebih 8 meter tingginya. Aku melihat orang – orang sangat menikmati sekali melompat dari sana. Aku pun ingin mencoba. Sesampainya di atas, keinginan kembali turun sangat besar. Aku memang takut akan ketinggian. Aku bisa melihat teman – temanku menyemangati dari bawah sana. Tetapi tetap saja takut. Namun ada saat dimana aku bisa mengumpulkan kembali keberanian itu dan akhirnya melompat.

Kelegaan yang sangat menyergap ketika aku muncul dari permukaan air setelah melompat. Ternyata tidak ada yang perlu ditakutkan selain ketakutan itu sendiri. Dari bawah aku pun menyadari, betapa beraninya ketika aku melompat dari tebing yang tinggi itu. Tak pernah terbayangkan memang. Tapi aku berani, aku bisa, dan aku baik – baik saja.

Tak ada yang perlu ditakutkan untuk memecahkan kaca ketakutan itu. Just do it


Ditulis oleh jiwa – jiwa yang pelan – pelan mengalahkan ketakutan
-J-

Subscribe to our newsletter